Udara di Kalimantan Selatan semakin
memburuk. Apalagi kalau pagi hari. Kabut. Baunya menyengat hidung. Seperti bau
habis terbakar. Ini berulang setiap pagi. Menjelang siang, kabut mulai menipis.
Tapi udara sangat panas saat di siang hari.
Seperti hari ini, 10 September 2019, saya
dalam perjalanan Banjarbaru-Banjarmasin. Pagi-pagi berangkat dari rumah. Sekitar
jam 7-an. Kabut menyelimuti udara sepanjang jalan dua kota tersebut. Paling parah
di sekitar landasan ulin km 18 hingga bandara. Luar biasa kabutnya. Jarak pandang
bahkan ada yang hanya 20 meter saja. Di depan kita tidak bisa melihat jelas
lagi. Jadi hendaknya pengendara menyalakan lampu kendaraannya. Tak usah ngebut.
Sangat berbahaya.
Hari ini dengan sepeda motor, saya menghabiskan
waktu 70 menitan untuk sampai ke tujuan. Biasanya cukup antara 35-40 menit
sudah nyampe. Hampir 2 kali lipat, saat ada kabut seperti ini.
Hujan sudah lama tidak hadir di bumi Kalimantan
Selatan. Entah sudah berapa bulan terlewat. Musim kemarau masih melanda. Kebakaran
lahan sudah terjadi beberapa kali. Entahlah disengaja atau tidak. Setiap kita
hendaknya tidak memperburuk udara. Sebaiknya kita tidak perlu membakar sampah
saat kemarau ini. Sebab asap dari sampah justru menambah buruk kualitas udara.
No comments:
Post a Comment