27 October, 2017

#35 Tiga Tulisan Terbaik



Oleh Abdurrahman

                                                   (Sumber Ilustrasi: www.danikaizen.com)


Berikut ini adalah 3 tulisan terbaik yang dipilih oleh Narasumber Bpk. Toto Fachrudin, Pemred Radar Banjarmasin dalam acara Capacity Building Penulisan Ilmiah Populer pada tanggal 10 Oktober 2017 di BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Saat itu Narasumber meminta sekitar 60 peserta yang hadir untuk menulis tentang apa saja dalam tulisan singkat. Menurut beliau ketiga penulis di bawah, memiliki bakat dalam menulis. Tinggal dikembangkan saja agar menjadi penulis hebat. Namun sayangnya, kita tidak tahu siapa saja empunya tulisan tersebut, sebab tidak dicantumkan nama penulis dalam selembar kertas yang diisi. Btw, selamat kepada ketiga penulis tersebut.........

Tulisan 1:
Bahagia Itu Sederhana
Bahagia itu sederhana. Anda bertemu orang dan memberikan senyuman, lalu Ia membalas senyuman Anda, itu sudah cukup membuat kita bahagia. Anda bisa berkumpul bersama orang-orang tercinta, juga membuat kita bahagia. Nikmat sehat yang Anda rasakan, lalu bisa melakukan aktifitas sehari-hari juga dapat membuat kita bahagia. Maka jaga terus, agar kita selalu bahagia. Terkadang kita lupa untuk bahagia, karena kita mengabaikannya.

Tulisan 2:
Tulis saja
Menulis menjadi hal yang sering ditakutkan oleh beberapa orang. Bagaimana tidak, kumpulan huruf-huruf yang terangkai itu bisa jadi sangat ditunggu maknanya untuk orang lain. Deretan kata itupun juga sangat berdampak pada penulisnya. Sebut saja menulis laporan. Bukankah karir kita bisa bergantung padanya?. Apalagi jika yang kita tulis adalah fenomena, kepentingan orang lain bisa saja terbawa dan dipertaruhkan dalam tulisan kita.
Pagi ini, dalam capacity building kepenulisan populer BPS Kalsel, 60 pegawai BPS kembali disadarkan bahwa menulis adalah senjata. Dengan amunisi data dan fenomena daerah yang sudah setiap hari dirasa, sudah saatnya kita mulai berkarya melalui tulisan-tulisan kita. “Tulis Saja”. Begitu ujar ibu Kepala dan Bapak Narasumber pertama pagi ini. Ya,... Tulis saja.

Tulisan 3:
Mau dikemanakan hari ini?
Diberi kesehatan sudah. Diberi berkah sudah. Lalu mau dibagaimanakan hari ini? Tergantung dari niat. Kemudian hasil akan mengikuti. Niatkan untuk selalu belajar dan beribadah. Contohnya hari ini. Kegiatan yang memang ditujukan untuk belajar, tidak akan menjadi pelajaran apabila tidak niat belajar. Tapi kegiatan rutin sehari-hari lain akan menjadi pelajaran apabila diniatkan untuk belajar. Begitu juga ibadah. Rutinitas sholat tak akan bernilai ibadah jika tidak diniatkan ibadah. Tapi rutinitas seperti makan akan menjadi ibadah jika diniatkan ibadah. Jadi tergantung kita, mau dibagaimanakan hari ini?

24 July, 2017

#34 Banjarmasin, Sampah dan Slogan “Bungas”



“Mas... Banjarmasin kotor ya kotanya”. Pernyataan ini terlempar dari seorang pendatang di Banjarmasin. Bukan untuk pertama kalinya, namun sudah beberapa kali celetukan ini secara sadar terucap dari orang yang berbeda. Umumnya mereka membandingkan dengan kota tempat asal mereka atau kota yang pernah mereka tinggal sebelumnya. 

Bagi orang Banjarmasin, yang lahir dan dibesarkan di Banjarmasin, mungkin terlihat biasa, karena memang sudah terbiasa dengan kondisi yang ada. Dulu kalau tidak salah ingat, tahun 1995 Banjarmasin pernah mendapatkan penghargaan adipura. Adipura adalah sebuah penghargaan dari Pemerintah bagi daerah yang berprestasi menjaga kebersihan daerahnya. 20 tahun kemudian, Banjarmasin kembali mendapatkan Adipura di bidang kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan.

Banjarmasin sekarang tumbuh menjadi kota yang mapan dan modern. Bangunan-bangunan besar berdiri dengan gagahnya. Namun kebersihan kota ini perlu menjadi perhatian serius. Beberapa sudut kota terdapat area-area padat pemukiman, dan cenderung ke arah kumuh jika tidak tertata dengan baik. 

                                                                                                                      Sumber Ilustrasi: www.beritabanjarmasin.com

Dalam teori wilayah perkotaan, area kumuh (slum area) pada negara-negara berkembang memang tumbuh. Namun untuk menjaga kebersihan kota, area-area yang termasuk pada pemukiman ini juga harus dikontrol. Inilah tantangan pertama bagi kota Banjarmasin untuk menjadikan Kota ini bersih dan nyaman. Terlebih lagi jika area-area tersebut berada di bantaran sungai. Tantangan ini akan semakin berat.

Kedua adalah perilaku masyarakat. Di jalan kita tidak sulit untuk menemukan sampah. Sudah sangat sering ditemukan, sampah dibuang oleh pengguna moda transport. Tiba-tiba sampah di buang dari dalam mobil ke jalan. Begitu juga dengan pengendara motor dan penumpangnya. Namun berdasarkan pengamatan penumpang mobil lebih sering membuang sampah ke jalan dibandingkan pengendara motor.


Di tempat-tempat keramaian, akan lebih banyak lagi ditemukan sampah berserakan. Tempat itu adalah pasar-pasar tradisional. Tempat wisata seperti siring, area maskot bekantan, di sekolah-sekolah juga demikian. Sungguh berat pekerjaan dari pasukan kuning untuk membersihkan sampah-sampah itu.

Belajar dari yang Berhasil
Dahulu ketika penulis menjadi narasumber tentang penggalian sumber pertumbuhan ekonomi baru di suatu Kabupaten di Kalimantan Selatan, dipaparkan contoh-contoh daerah di Jawa yang maju perekonomiannya. Namun saran ini ditolak mentah-mentah, dengan alasan kita tidak bisa membandingkan mereka yang Jawa dan kita yang di Kalimantan. Mereka lengkap fasilitasnya. Mereka inilah... mereka itulah... dan lain sebagainya. 

Penulis mengatakan bahwa di Jawa itu hanyalah role model saja, supaya ada pegangan dalam melangkah. Perkara kita kalah dalam berbagai hal, itulah yang menjadi tantangannya.

Analogi ini serupa dengan bahasan ini. Baiklah kita akan kesampingkan kota-kota di Jawa yang maju, bersih, dan atau langganan penerima adipura. Kita lihat kota di provinsi tetangga, yakni Balikpapan. Sekali lagi kita bukan mau membanding-bandingkan karena kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing. Fokusnya adalah hanya menjadikan Balikpapan sebagai role model.

Balikpapan adalah salah satu dari tiga daerah yang mendapatkan Adipura Paripurna. Adipura paripurna sendiri adalah penghargaan tertinggi terhadap kota/ibukota kabupaten yang telah mampu memberikan kinerja terbaik. 

Saya ingin mengutip tulisan dari seorang blogger Kompasiana, Deni Suryana, dipublis 24 Juni 2015. Tulisan beliau cukup memberikan gambaran mengapa Kota Balikpapan layak menjadi role model sebagai kota yang bersih dan nyaman. Berikut kutipannya:

“Terus terang saya sangat kerasan atau betah berada di Kota Ini, hal utama yang membuat saya nyaman dan betah tinggal di Kota ini adalah kebersihan dan ketertibannya sangat terjaga.

Meski Kota Balikpapan memiliki udara yang relatif panas, baik di siang maupun malam hari namun Kota ini menawarkan kesejukan lainnya yaitu kebersihan dan keteraturan. Dari banyak Kota yang pernah saya singgahi dan saya tinggali Kota Balikpapan lah menurut saya Kota yang paling layak dan nyaman untuk dihuni dan ditinggali.
Pantas jika Kota ini langganan untuk mendapatkan predikat Kota Terbersih dan memiliki koleksi Adipura yang cukup banyak. 

Jika anda kebetulan ada waktu main ke Balikpapan coba anda lihat-lihat di sekeliling kota, akan sangat sulit menemukan sampah berserakan. Ini tentu bukan kebetulan, namun memang kota ini memiliki sistem pemeliharaan kebersihan yang luar biasa.

Jika anda lihat di sepanjang kota Balikpapan pasti anda akan menemukan petugas kebersihan stand by dan membersihkan lingkungan. Baik siang maupun pagi di pagi buta pun mereka sudah bekerja. Saya pernah berbincang dengan salah seorang petugas kebersihan, konon katanya mereka mulai bekerja sejak pukul 02.00 WITA. Dan sistem kerjanya dibagi menjadi beberapa shift.

Salah satu yang cukup unik adalah bahwa setiap kendaraan roda 4 (empat) wajib menyediakan tempat sampah di kendaraannya, dan dengan random diadakan razia. Jika kendaraan tidak menyediakan tempat sampah tersebut maka akan ada sanksi yang harus ditanggung oleh pemilik/ pengendara. “

Kota Balikpapan bersih dan nyaman bukanlah tanpa usaha. Ada begitu panjang proses dan begitu banyak kebijakan yang mendukung sehingga Balikpapan bersih dan nyaman seperti sekarang. Beberapa kebijakan dan peraturan yang baik, tentulah dapat menjadi contoh bagi Banjarmasin. 

Kita sadar, tanggung jawab menjaga Banjarmasin agar selalu bersih, tanggung jawabnya bukan hanya terletak pada pemerintahnya. Masyarakat justru lebih berperan besar. Jika semuanya berperan aktif menjaga kebersihan Banjarmasin, maka slogan Banjarmasin Bungas, bukan tinggal slogan saja. Banjarmasin bungas adalah sebuah kebanggaan.

(Abdurrahman @Banjarmasin, 24 Juli 2017)

22 May, 2017

#33 Mau Kulit Cerah? Mandilah di Air Terjun Haratai




Tepat pada Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2017 Kami melakukan ekspedisi wisata jelajah alam Kalimantan Selatan. Destinasi kali ini adalah Air Terjun Haratai. Destinasi ini terletak di desa Haratai Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimatan Selatan. Bagi saya pribadi ini adalah kunjungan kali kedua ke Loksado. 12 tahun yang lalu saya ke Loksado juga mengunjungi destinasi air terjun yang lain, namun lupa namanya, yang jelas bukan Haratai.

Perjalanan wisata ini terdiri dari Pak Awang dan Saya (Abdurrahman) bersama teman-teman dari BPS Kab. Balangan (Faisal), BPS Kab. HSS (Thoifur, Dayanun, Ira), BPS Kab. HST (Bahij, Ayu). Pagi-pagi sekali masing-masing berangkat menuju titik kumpul di kantor BPS Kabupaten HSS. Dari kantor kemudian menuju Loksado sekitar 30 menit perjalanan. 



Ada beberapa pilihan tujuan wisata di Loksado. Ada air terjun, bamboo rafting, pemandian air panas Tanuhi dan beberapa objek wisata alam lainnya. Namun setelah melalui diskusi, akhirnya diputuskan dipilihlah air terjun Haratai. Dari parkiran mobil untuk menuju air terjun terbentang jarak 8 km. Tersedia fasilitas ojek dengan tarif Rp75.000 perorang. Sementara jika menyewa sepeda motor tarifnya adalah Rp80.000 per buah yang dapat dinaiki 2 orang. Sebenarnya jalan kaki juga bisa, namun dengan pertimbangan waktu kita memilih alternatif kedua, dengan menyewa 4 buah sepeda motor. Jika waktu tersedia lebih panjang, lebih baik jalan kaki agar bisa menikmati indahnya suasana hutan pegunungan Meratus. 



Lebih kurang 30 menit, akhirnya sampai di lokasi air terjun. Foto-foto sebentar, eh... hujan turun. Setelah hujan reda, hanya saya dan Faisal yang mandi-mandi di air terjun. Wow... airnya dingin banget.. seperti air es. Ada yang unik dari air ini. Setelah kita mandi, kulit terlihat lebih cerah... lebih putih. Jangan-jangan ini yang menyebabkan kulit orang-orang yang tinggal di Meratus ini putih bersinar. Coba anda rasakan sendiri mandi di air terjun Haratai. Dan bandingkan kulit anda sebelum dan sesudah mandi. Pasti berbeda, setidaknya kulit anda agak mengerut karena kedinginan. (he he...)



Sebaiknya anda membawa bekal makanan jika hendak naik ke air terjun Haratai, karena di sana tidak ada yang menjual nasi. Hanya ada 1 warung, yang menjual mi bakuhup (mie instan yang diberi air panas), minuman botol, roti dan snack ringan. Masalah harga, anda tidak perlu kaget. 1 buah popmie dihargai Rp10.000,-. Sementara 1 gelas kopi berharga Rp5.000,-. Harga lainnya, saya tidak tahu, karena saya tidak sempat bertanya semua.



Pulangnya kami kehujanan. Jika hujan seperti ini, kita harus ekstra hati-hati, karena jalan menjadi licin. Terlebih lagi pada jalan yang menurun. Risiko terjatuh sangat besar. Salah satu sepeda motor kami bahkan sampai terjatuh hingga 2 kali. Keahlian mengendarai sepeda motor sangat diperlukan di medan seperti ini. 

Bagaimana sobat, tertarik kulit anda putih cerah seperti orang-orang Meratus? Ayo ke Loksado dan rasakan sensasi mandi di air terjun Haratai. (@Banjarbaru, 22 Mei 2017, abdurrahman)

07 April, 2017

#32 Hari Jadi Kabupaten Tanah Bumbu Ke-14: Pembangunan yang Terus Berlanjut


Oleh: Abdurrahman
Lebih dari 14 tahun yang lalu, mungkin tidak banyak orang yang mengenal sebuah daerah yang bernama Tanah Bumbu. Namun dalam sejarahnya, Tanah Bumbu Selatan sejatinya telah dikenal sebagai salah satu dari tiga Onderafdeeling dari Afdeeling Kalimantan Tenggara pada masa jaman VOC, Belanda sejak tahun 1912. Tahun 1970, kawasan Tanah Bumbu Selatan ditetapkan sebagai kawasan yang meliputi Kelumpang, Batulicin, Kusan, Pagatan, Sungai Loban, Sebamban, Satui dan Kepulauan Sembilan. Pada era otonomi daerah, tepat 8 April 2003, Kabupaten Tanah Bumbu menjadi dari otonom tingkat II, terpisah dari Kabupaten Kotabaru. Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu sekarang adalah meliputi wilayah Tanah Bumbu Selatan, tanpa Kelumpang dan Kepulauan Sembilan.


Tepat 8 April 2017 Kabupaten Tanah Bumbu genap berusia 14 tahun. Bersama dengan Kabupaten Balangan, Tanah Bumbu menjadi Kabupaten termuda di Kalimantan Selatan. Dalam rentang waktu tersebut tentu telah banyak capaian-capaian pembangunan yang telah dilaksanakan, baik fisik maupun nonfisik. Bahkan tidak kalah dengan kabupaten/kota lain yang telah lama berdiri.
Saya sendiri telah menjadi bagian dari masyarakat Tanah Bumbu lebih dari 10 tahun hingga saat ini. Selama itu pula saya tumbuh bersama dengan pembangunan Tanah Bumbu. Saya bukan penduduk yang lahir di Kabupaten Tanah Bumbu. Yang saya uraikan di dalam tulisan ini apa adanya, objektif dan tanpa tendensi apapun. Saya sangat mengapresiasi pembangunan Tanah Bumbu yang berdampak positif pada kesejahteraan warganya. Setidaknya tergambar dalam fakta berikut:
Pertama, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2015 sebesar 16,1 triliun Rupiah, dan menempatkan Tanah Bumbu sebagai kabupaten dengan PDRB terbesar kedua di Kalimantan Selatan di bawah Kabupaten Tabalong. Hanya saja pertumbuhan ekonomi Tanah Bumbu terus mengalami perlambatan sejak tahun 2013, seiring dengan menurunnya produksi tambang batu bara.
Kedua, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2015 sebesar 67,58, dan menempatkan Tanah Bumbu pada urutan lima teratas kabupaten/kota se Kalimantan Selatan. Atau pada tiga besar untuk level kabupaten, di bawah Kabupaten Tabalong dan Tapin.
Ketiga, jalan-jalan aspal telah menembus hingga desa-desa pelosok. Bahkan bagi sebagian desa di Tanah Bumbu, yang dulunya jalan aspal hanya sebatas angan-angan, kini mereka bisa merasakan mulusnya jalan aspal. Infrastruktur jalan merupakan investasi bagi pembangunan ekonomi. Jalan yang baik akan menjadi trigger bagi pertumbuhan ekonomi.
Keempat, masa resesi ekonomi mulai berakhir. Pada tahun 2017 ini tanda-tanda recovery perekonomian mulai tampak. Tanah Bumbu kembali mulai bergeliat, setelah sebelumnya sempat mengalami shock economy akibat lesunya permintaan batu bara Tanah Bumbu di pasar ekspor. Harga acuan batu bara mulai membaik di pasaran global. Begitu dengan harga karet yang juga menunjukkan peningkatan.
Tanah Bumbu sekarang ini telah berdiri berbagai bangunan fisik, melengkapi bangunan fisik yang telah ada. Sekolah dasar hingga perguruan tinggi, rumah sakit-rumah sakit, hotel-hotel bintang, bandar udara Bersujud Batulicin yang modern dengan rute Batulicin ke Banjarmasin dan ke Makassar, pelabuhan penumpang dan pelabuhan bongkar muat yang melayani rute Batulicin ke pulau Jawa dan Sulawesi.
Yang terbaru dari Tanah Bumbu adalah objek wisata Pantai Angsana yang menawarkan keindahan pantainya, dengan berbagai fasilitas yang dimiliki seperti snorkeling, diving, smiwwing, banana boat, kendaraan ATV, penginapan, dan lain sebagainya. Objek wisata ini telah masuk dalam konstelasi pariwisata nasional di Kementrian Pariwisata.
Kemajuan Tanah Bumbu yang dirasakan oleh masyarakat Tanah Bumbu saat ini, adalah buah dan kerja keras semua pihak stake holder pembangunan terutama pemerintah Daerah yang memegang kendali kemana arah pembangunan dijalankan. Semoga visi pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu sekarang yang ingin agar Kabupaten Tanah Bumbu sebagai poros maritim utama serta pusat perdagangan, industri, dan pariwisata Kalimantan berbasis pada keunggulan lokal dan potensi strategis daerah menuju tanah bumbu yang maju, sejahtera dan berintelektual tinggi dapat terwujud. Semoga.
Selamat Hari Jadi Kabupaten Tanah Bumbu ke-14, 8 April 2017. Tanah Bumbu Hebat!....

Banjarbaru, Malam menjelang tanggal 8 April 2017.