Oleh: Abdurrahman
Alam Kalimantan Selatan
ternyata menyimpan potensi wisata yang tidak kalah dengan daerah lain di
Indonesia. Destinasi wisata di daerah ini tidak hanya menampilkan Pasar
Terapung dan Loksado yang memang telah dikenal masyarakat Indonesia. Ternyata
masih ada satu destinasi yang cukup berpotensi untuk dipopulerkan, meskipun
destinasi ini telah lama ada.
Ya,.... destinasi ini adalah
Bukit Batas di desa Tiwingan Kecamatan Aranio Kalimantan Selatan. Bukit Batas
merupakan merupakan puncak sebuah pulau di Kawasan Danau Riam Kanan di Desa
Tiwingan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Perkenalkan kami para
traveler muda alumni SMA Negeri 1 Banjarmasin tahun 2001, Ricky Junianda, Raden
Indra B., Ahmad Dayanun dan Abdurrahman. Perjalanan kami dimulai dari
Banjarmasin sejak pukul 11 pagi hari sabtu 13 Agustus 2016. Dari simpang Empat
Tugu Banjarbaru, perjalanan kami lanjutkan ke arah Riam Kanan. Dari perempatan
sini diperlukan waktu sekitar 40 menit hingga menuju dermaga Riam Kanan. Jika
kalian ingin menginap, maka persiapkan mental, fisik dan perbekalan dengan lengkap.
Karena pengalaman kami membuktikan, salah satu dari tiga unsur tersebut tidak
terpenuhi maka rencana kami yang semula menginap akhirnya gagal.
Dari dermaga Riam Kanan,
kami mencarter kelotok (perahu bermesin) dengan harga Rp200.000 untuk satu kali
trip keberangkatan. Harga menjadi Rp 300.000 jika trip keberangkatan dan
kepulangan sekaligus pada hari yang sama. Namun jika kalian ingin hemat,
sebaiknya berangkatnya bareng saja dengan rombongan lain, agar bisa lebih murah
perorangnya. Satu kelotok dapat dimuat sekitar 15 orang. Untuk kelotok ukuran
besar dapat memuat sepeda motor. Perjalanan ditempuh sekitar 45 menit hingga
sampai di dermaga Pulau Pinus 2. Di Pulau Pinus ini anda bisa mendapatkan
spot-spot yang bagus bagi anda pecinta foto selfi.
Untuk menuju bukit batas,
kita akan melintasi jembatan sepanjang 100 meter. Di pulau ini kita akan
disambut oleh ketua RT. 2 Desa Tiwingan dan diminta membayar retribusi Rp5.000
per orang, untuk ditukar dengan karcis masuk plus bonus satu sachet Autan. Dari
pos retribusi kita akan memempuh sekitar 2 km menuju puncak bukit batas. Kita
harus siap secara fisik, karena banyak jalan yang cukup menanjak, bahkan ada
spot dengan kemiringan lebih dari 450. Jika anda berniat tidak
menginap sebaiknya tidak perlu membawa bekal yang berat, karena cukup menjadi
beban anda. Sebelum sampai di puncak kita akan bertemu dengan seorang kakek
penjaga pos yang meminta karcis masuk yang kita beli tadi.
Lamanya perjalanan menuju
puncak sangat tergantung dengan kita sendiri. Semakin lama kita istriharat,
semakin lama pula sampai di bukit batas. Perjalanan kami kemaren menghabiskan
waktu sekitar 1,5 jam hingga ke puncak. Ada tiga spot tempat kami beristirahat
dengan durasi istrirahat sekitar 10 menit. Di tiga spot ini cukup bagus untuk
berfoto-foto, sekaligus untuk istirahat.
Sesampainya di puncak, kami di
sambut oleh sebuah warung kecil. Kami menyebutnya dengan warung "jomblo", karena cuman satu-satunya warung yang ada di puncak Bukit Batas ini. Kamipun
memesan dan menikmati suguhan mie instan rebus ditemani dinginnya teh es untuk
menghilangkan kelelahan kami. Tapi anda jangan kaget dengan harga di warung
ini. Hukum ekonomi berlaku di sini, yakni aturan monopoli. Seporsi mie instan
seharga Rp7.000 dan teh es Rp5.000. Nikmati hembusan angin dan pemandangan di
sini, dan jangan lupa untuk mengambil spot pemandangan di sini.
(abdurrahman, @Banjarbaru 14 Mei 2016).
No comments:
Post a Comment