Oleh: Abdurrahman
Namanya
Kelurahan Palam. Terkadang disebut kampung Palam. Berada di wilayah kecamatan
Cempaka, Kecamatan paling luas di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Statusnya
memang kelurahan, namun suasana pedesaan lebih kental terasa. Inilah keunikan
pertama dari kampung Palam. Sebuah pedesaan di wilayah perkotaan.
Mayoritas
masyarakat kampung ini adalah petani. Petani tanaman pangan. Sejak dulu,
Kampung Palam dikenal sebagai wilayah penghasil padi lokal. Sebagian lainnya
adalah pengrajin anyaman purun. Di kampung ini terdapat pusat pengrajin purun.
Lokasinya dikenal dengan sebutan Kampung Purun. Unik, kampung dalam kampung.
Sebagiannya lagi berusaha di perairan umum, sebagai pencari ikan.
Keunikan kedua
adalah hubungan antara Kampung Palam dan Martapura. Faktanya masyarakat Palam
mempunyai kedekatan dalam beberapa hal dengan Martapura, ibu kota Kabupaten
Banjar dibandingkan Banjarbaru sendiri. Padahal jarak Kampung Palam ke
Banjarbaru hanya berkisar 6 km. Sementara ke Martapura setidaknya berjarak 14,4
km.
Aktivitas
ekonomi masyarakat Palam ternyata lebih banyak ke Martapura di bandingkan ke
Banjarbaru. Angkutan pelajarpun juga tersedia dari Palam ke arah Martapur via
Cempaka. Angkutan rute Palam-Banjarbaru sendiri belum ada. Tersedianya angkutan
desa Cempaka-Martapura nyatanya memudahkan penduduk Palam ke Martapura. Percakapan
di warung-warung kopi di Palampun lebih sering topiknya tentang Martapura
dibandingkan Banjarbaru.
Fakta unik
berikutnya adalah tentang harga. Gambaran sederhana, di awal tahun 2019, di
Palam kita tidak sulit menemukan seporsi nasi kuning harganya Rp8.000,-. Di
sebuah Madrasah Palam bahkan dijumpai Rp5.000,- per porsi. Kantin Madrasahnya
lebih ekstrim, seporsi nasi goreng untuk anak menyentuh harga Rp2.000,-. Bubur
ayam Banjarpun laku keras karena cukup membayar Rp3.000,- untuk 1 porsinya.
Sesuatu yang sulit ditemukan di Banjarbaru.
No comments:
Post a Comment