21 February, 2012

#7 Dosen, Sebuah Peran Baru

“Sebelum kita memulai perkuliahan hari ini, marilah kita berdo’a lebih dahulu. Bedo’a silahkan”. Kalimat itulah terucap setiap kali saya memulai perkuliahan di sebuah sekolah tinggi di kabupaten Tanah Bumbu. Jika semua mahasiswa sudah berdo’a, barulah perkuliahan dimulai.

Tak pernah menyangka kalau saya menjadi pengajar atau lebih tepatnya dosen. Walaupun hanya dosen bantu atau tidak tetap. dulunya memang pernah terbesit keinginan untuk menjadi dosen. Tapi cara menjadi dosen itu tidak pernah terbayang.

Ketua sekolah tinggi tersebut datang ke kantor saya untuk meminta seorang pengajar mata kuliah statistik. Kebetulan saya adalah lulusan sekolah tinggi ilmu statistik. Di kantor bukan hanya saya yang lulusan statistik, masih ada 7 orang yang lain. Namun kebanyakan mereka menolak dengan berbagai alasan. Akhirnya saya bersedia menjadi pengajar walaupun awalnya saya agak malas – malasan menerimanya, karena jika menjadi pengajar statistik otomatis saya harus membuka – buka buku statistik dan mempelajarinya kembali sehingga tidak bisa otomatis langsung bisa, karena sudah 6 tahun saya meninggalkan kampus statistik. Untungnya setelah baca silabus mata kuliah biostatistik, materi kuliah yang dibebankan masih tergolong dasar, jadi tidak perlu untuk membaca kitab –kitab statistik yang tebalnya bisa mencapai 500 halaman. Cukup buku statistik dasar saja.

Menjadi dosen terkesan agak aneh. Saya hanya lulusan diploma IV, yang menurut hirarki sedikit di bawah sarjana (S1). Padahal yang di ajar adalah program studi S1 Ilmu keperawatan. Seharusnya S1 minimal diajar oleh S2 dan S2 minimal di ajar oleh S3. Sehingga saya agak canggung dalam sebuah rapat dosen saya diperkenalkan sebagai dosen baru di antara dosen – dosen yang lain dengan menyebut titel. Yang lain bertitel S.S T. A.pt, dr, DR, S.Kep.Nr, dan ME. Hanya beberapa orang saja yang bertitel S.ST ilmu keperawatan dan kebidanan. Lucu kelihatannya memang. Kampus ini memang baru, jadi ini tidak begitu menjadi masalah.

Sudah setahun ini menjadi dosen. Senang dan sangat menikmati peran tambahan ini. Selain bisa mengingatkan kembali pelajaran statistik yang sudah 6 tahun hampir terlupakan, juga bisa menambah kolega di kabupaten ini, kenal dengan banyak mahasiswa – mahasiswi dengan beragam latar belakang. Seperti umumnya tradisi orang kalimantan, seorang guru begitu dihormati disini. Meskipun saya bukan orang yang gila hormat. Bahkan kadang saya tidak mau tangan saya dicium ketika saya bersalaman dengan mereka.

Pada saat pertemuan terakhir satu mata kuliah di setiap semester saya berujar “saya bukanlah orang yang pintar. Kita sama – sama belajar, hanya kebetulan saya mempelajari ilmu ini lebih dahulu. Semoga apa – apa yang baik yang kita dapat selama perkuliahan dapat bermanfaat bagi kita semua, dapat membantu dalam menyusun tugas akhir maupun diaplikasikan pada dunia kerja nantinya.”

No comments:

Post a Comment