12 September, 2012

#15 Penguatan Sektor Industri dan Penanganan Kemiskinan

Seorang guru besar di Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Prof. Dr. Prijono Tjiptoherijanto memaparkan dalam sebuah sesi kuliah. Beliau mendapatkan hasil sebuah studi kemiskinan di Indonesia, bahwa keberhasilan Indonesia menurunkan angka kemiskinan, disebabkan utamanya oleh tiga hal, yaitu; pertama karena keberhasilan program KB, keberhasilan perluasan kesempatan kerja di luar sektor pertanian, dan ketiga adalah keinginan orang miskin untuk keluar dari kemiskinan. Poin pertama dan ketiga lebih mudah untuk dipahami. Program KB bertujuan menurunkan tingkat kelahiran (fertilitas), sehingga dengan turunnya fertilitas akan membuat laju pertumbuhan penduduk menurun, yang secara searah juga akan menurunkan penduduk miskin. Poin ketiga dijelaskan dengan adanya kesadaran diri yang mendorong mereka keluar dari kemiskinan, sehingga mereka akan berupaya dan berusaha ke arah kehidupan yang lebih baik, semisal bersekolah dan bekerja. Pada poin ke dua, keberhasilan perluasan kesempatan kerja di luar sektor pertanian, diperlukan penjelasan yang mendalam. Jika hanya sekilas, maka akan muncul kesimpulan bahwa bekerja diluar sektor pertanian akan mampu keluar dari kemiskinan. Memang tidak sepenuhnya salah kesimpulan ini. Data BPS menunjukkan terjadi pergeseran struktur penduduk di atas 15 tahun yang bekerja. Pada tahun 2004 penduduk di atas 15 tahun yang bekerja di sektor pertanian sebesar 43,33 persen dan diluar sektor pertanian sebesar 56,67 persen. Di tahun 2011, hasil survei yang sama dilakukan BPS keaadaannya berubah, penduduk yang bekerja di sektor pertanian sudah turun menjadi 35,86 persen sebaliknya diluar sektor pertanian menjadi 64,14 persen. Jika secara faktual hasil studi benar demikian, pemerintah bisa mempertimbangkan implikasi studi ini dalam kebijakan program pengentasan kemiskinan. Namun demikian kita tidak secara mutlak meninggalkan sektor pertanian yang secara sejarah dan kultural telah ada dan secara aspek geografis mendukung usaha pertanian. Kita bisa melihat , negara Australia dengan usaha peternakan sapinya, Selandia Baru dengan usaha domba dan susu sapi, atau Amerika Serikat dengan gandum dan apel, dan negara Jepang dengan perikanan lautnya. Mereka termasuk negara maju, namun juga mengembangkan usaha pertanian yang justru sangat memperkuat struktur perekonomian negara. Negara Indonesia lebih hebat lagi, kekayaannya sangat beragam. Tidak hanya perikanan lautnya yang besar, peternakan sapi yang unggul, pertanian tanaman pangan beras, dan apel saja, namun lebih itu. Indonesia punya luasan tanaman karet dan sawit yang masuk tiga besar dunia. Namun dengan kondisi seperti itu, mengapa Indonesia belum sejajar sebagai negara maju? Jawabnya sederhana, PDB perkapita kita masih rendah dan angka kemiskinan masih tinggi jika dibandingkan dengan negara tersebut. Mengapa bisa demikian? Apa yang membedakan pertanian kita dengan negara maju? Dan apa yang harus kita lakukan? Kuncinya ada penguatan sektor industri dan sektor lain yang mendukung sektor pertanian. Sederhananya adalah semua hasil pertanian sedapat mungkin tidak dijual/diekspor dalam bentuk mentah. Diperlukan teknologi pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas, dan sektor industri yang mengolah bahan mentah pertanian menjadi bukan hanya bahan setengah jadi, namun menjadi bahan jadi. Kita ambil contoh, karet saat ini di ekspor dalam bentuk setengah jadi. Kedepannya, tidak lagi demikian, harus ada sektor industri yang siap mengolah karet setengah jadi menjadi sebuah barang akhir misalnya mainan anak-anak. Dengan demikian akan tercipta kesempatan lapangan kerja baru di luar pertanian. Penjelasan ini relevan dengan poin dua di atas bahwa keberhasilan perluasan kesempatan kerja di luar sektor pertanian dapat menurunkan angka kemiskinan. Kita sudah pada jalur yang benar, namun masih lambat, sehingga perlu akselerasi – akselerasi yang dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mendukung penguatan sektor industri, terlebih lagi negara kita sudah 67 tahun merdeka. Inilah yang menjadi alasan, pemerintah terus berupaya menurunkan angka kemiskinan yang secara multiplier effect akan meningkatkan PDB perkapita Indonesia.

No comments:

Post a Comment